Wednesday, January 27, 2010

Ayah Kembalikan Tangan ku............


Pagi ini saya mendapat sebuah cerita yang mebuat hati saya menangis. Saya tidak melihat cerita ini real terjadi atau tidak, namun dalam cerita ini penuh sekali hikmahnya, khususnya bagi sang ayah. Cerita ini berhubungan dengan sikap orang tua dalam mendidik anak. Ceritanya seperti ini:



Ada suatu keluarga, dimana sang ayah dan ibu sama-sama bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebetulan mereka diberikan karunia seorang anak laki-laki yang saat itu berusia kurang lebih 6 tahunan. Secara materi kedua orang ini sangatlah berkecukupan, sehingga segala kebutuhan hidupnya dari diri meraka sampai kebutuhan anak laki-lakinya dapat dipenuhi.

Kedua orang tua ini memang sangat jelas sekali sayang kepada anaknya, bahkan bisa dibilang kerja mereka banting tulang, pulang malam semata-mata untuk anaknya agar kelak hidupnya lebih mudah. Namun karena terlalu sibuknya ayah dan Ibu nya bekerja, sehingga sehari-harinya anaknya selalu ditemani oleh mbak yang menjaga (babysitter).

Sampai suatu hari, anak laki-lakinya ini lepas dari pemantauan mbak yang menjaganya, dan si anak ini tanpa ada beban, dan rasa mengerti menggoreskan garpu yang saat itu dia pegang ke body mobil ayahnya dari pintu belakang sampai pintu depan yang kebetulan hari itu tidak digunakan. Memang jika usia anak saat itu sedang senang-senang menggambar, dan anak ini melihat goresan di body mobil, sangat senang sekali. Mbak yang menjaga saat mengetahui sudah terlambat sebab body mobil sudah penuh dengan goresan garpu dari ulah si anak ini.

Sampai akhirnya saat malam tiba, sang ayah dan ibu datang. Karena mobil ada di depan maka mau tidak mau sang ayah mudah mengetahuinya, dan kagetlah serta marah melihat kondisi itu. Langsung sang ayah menanyakan kepada mbak yang menjaga anaknya, dan diceritakanlah kejadiannya. Sang ayah cukup marah, namun serba salah sebab yang melakukannya adalah anak satu satunya sendiri. Namun tetap dia ingin menghukum anaknya sebagai pembelajaran dengan memukul pada bagian tangan kanan yang dipergunakan untuk menggores.

Tidak tahu seberapa keras sang ayah memukul dan seberapa kali anak itu dipukul, namun yang jelas anak itu manangis, kesakitan dikala menerima hukuman, dan memohon ampun. Dan berusaha mengulang ucapan ayahnya bahwa dia berjanji tidak mengulang perbuatan ini lagi. Sampai anak ini mengulang berkali pernyataan penyesalannya baru sang ayah menghentikan pukulannya di tangan anaknya.

Akibat dari hukuman ayahnya ini, akhirnya anak ini lebih banyak diam. Sang ayah dan ibu mengira hal ini bentuk penyesalan dari anaknya. Namun mendadak selang 1 hari dari kejadian itu anaknya medadak panas, dan berteriak "sakit....sakit...ayah tangan aku sakit ...., aku janji gak ngulangin lagi..." Saat itu sang ayah dan ibu hanya menenangkan anak itu.

Sampai akhirnya anak itu diperiksa dibawa ke Rumah Sakit dan diperiksa. Dari hasil pemeriksaan dokter, ternyata terjadi pendarahan dalam pada tangan anaknya akibat beturan keras, yang karena tidak ditangani langsung terjadi pembusukan. Agar pembusukan itu tidak menyebar jalan satu satunya harus diamputasi, pada pergelangan tangannya.

Saat setelah anak itu diamputasi dan menyadari jika telapak tangannya hilang, dia hanya berkata "Ayah, balikin tangan aku, aku janji gak akan mengulang lagi..aku janji ayah..."

Hanya kalimat itulah yang dilontarkan sang anak, dan sang ayah hanya memeluknya sambil manangis, serta berucap "maafkan ayah.....sayang"





Saya yakin pada kisah di atas banyak sekali pembelajarannya, yang mungkin pada setiap pembaca akan berbeda-beda. Namun saya berusaha mengambil intinya yaitu janganlah berlebihan.

Jangan berlebihan dalam bentuk apapun, baik itu yang bersifat baik ataupun buruk. Sebab jika sesuatu itu berlebihan pengarunya akan buruk, walaupun hal yang berlebihan itu adalah baik menurut kita.

Copas From post mr. Purwaning Baskoro at KOSTER